Sunday, November 25, 2012

Jokowi pun Merogoh Kocek Sendiri

Jokowi pun Merogoh Kocek Sendiri
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan bantuan kontan masing-masing Rp 25 juta kepada warga korban banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur, dan Kedoya Selatan, Jakarta Barat, serta Rp 15 juta kepada warga di Kompleks Halim Perdanakusuma, Sabtu (24/11). Bantuan uang tunai itu diambil dari kantong pribadinya. �Saya berikan uang itu agar kekurangan logistik di lokasi banjir dapat segera tertangani,� katanya.

Di Kampung Makasar, tepatnya di RW 07, tempat terjadinya banjir akibat jebolnya saluran air pada Jumat malam, Jokowi langsung memberikan bantuan dana segar kepada ketua RW setempat, Sukirin. Uang itu dibagi dalam tiga amplop warna putih dan langsung diserahkan ke tangan Sukirin. �Ini uang, pakai untuk perbaiki tanggul,� kata Jokowi.

Disinggung sampai kapan akan memberikan bantuan dari kocek sendiri, Jokowi mengaku akan melakukan hal itu sampai kebutuhan logistik korban bencana banjir tertangani. Akan tetapi, dalam kesempatan itu, Jokowi enggan menilai kinerja bawahannya. Menurut Jokowi, hingga saat ini dirinya baru lima minggu bekerja sebagai gubernur. Dengan demikian, belum bisa menilai kinerja dinas-dinas terkait dengan banjir.

Berkaitan dengan itu, kata Jokowi, dia langsung mengecek ke lapangan tempat-tempat terjadinya banjir untuk memeriksa kebutuhan warga yang dirasa masih kurang. �Kan, selalu ada yang kurang. Perahu karet saja masih kurang, saya telepon (dinas terkait). Logistik masih kurang, saya telepon juga. Makanya saya kontrol lapangan supaya semuanya terdistribusi dengan baik,� katanya lagi.

Tidak hanya uang, Jokowi juga memberikan bantuan beras masing-masing 200 kilogram kepada korban banjir di Kampung Makasar dan Kedoya Selatan. Sementara itu, warga korban banjir di Kampung Makasar mengaku baru memperoleh bantuan nasi bungkus, tetapi itu pun satu bungkus untuk dua orang. �Itu makanan juga datangnya baru siang hari. Untuk sarapan kami cari sendiri,� kata Budiyanto (29).

Padahal di RW 07 Kampung Makasar, setidaknya ada 2.800 jiwa yang rumahnya terendam banjir dari 60 cm-180 cm, yang tersebar di enam RT di RW 07. Kondisi hingga Sabtu sore, banjir di permukiman belum juga surut. Sebanyak 800 jiwa di antaranya mengungsi di masjid, kantor RW 07, dan sejumlah rumah warga yang tak terkena banjir.

Bantuan terbatas - Kaswati (60), salah seorang ibu yang mengelola dapur umum bagi korban banjir di RW 07, mengaku, sejak banjir terjadi pada Jumat malam belum ada bantuan yang memadai dari pemerintah. Baru pada Sabtu pagi, katanya, pegawai dari kelurahan memberikan bantuan mi instan sebanyak lima kardus. �Tetapi itu hanya mi lima kardus, belum ada bantuan yang lain,� katanya.

Menurut Kaswati, beruntung warga yang tidak tertimpa bencana banjir cukup tanggap memberikan bantuan. Mereka secara bahu-membahu memberikan bantuan, mulai dari beras, mi instan, lauk-pauk, serta gas dan kompor untuk membantu memasak. Ketua RW 07 Sukirin menuturkan hal yang sama. Namun, bantuan dana segar dari Jokowi, sebagian akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan logistik makanan bagi korban bencana banjir.

Beberapa warga korban banjir pun mengaku tertolong dengan adanya bantuan dari warga. Apalagi mereka dapat mengungsi di rumah tetangganya sehingga warga korban banjir setiap saat tetap dapat memeriksa rumahnya yang masih terendam. Setidaknya ada lima rumah warga yang digunakan warga korban banjir untuk mengungsi. Salah satunya rumah Inah (63) yang digunakan sebagai tempat mengungsi oleh dua keluarga sebanyak 10 jiwa.

�Ibu Inah ini yang menawarkan rumahnya untuk keluarga saya ngungsi. Jarak rumah ini dengan rumah saya juga dekat sehingga saya pun tak khawatir dengan kondisi rumah,� kata Nadia (50). Inah pun mengaku hanya sekadar membantu sesama warga. �Namanya juga bencana, wajib tolong-menolong. Tidak besar, hanya kasih tempat mengungsi, dan itu juga apa adanya,� kata nenek beberapa cucu ini. (MDN)megapolitan.kompas.com

No comments:

Post a Comment

Recent Post