Saturday, November 24, 2012

Jokowi, Banjir dan Penataan Kali Ciliwung

Jokowi, Banjir dan Penataan Kali Ciliwung
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bertemu dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. Pertemuan tertutup itu membahas percepatan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 35 km pada awal tahun 2013 dan pembangunan rumah susun di dua lokasi pada tahun depan. "Dalam pertemuan ini, semua sehubungan dengan rencana penataan permukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung dengan memberikan tempat layak bagi warga di bantaran kali," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di kantor Kemenkokesra, Jakarta, Jumat (23/11/2012).

Agung menuturkan, program penataan Kali Ciliwung tersebut sudah direncanakan sejak Januari 2011 lalu. Namun, karena adanya hambatan teknis, program tersebut sempat tertunda. "Sebelumnya, mau ambil lahan di Berlan, tetapi kesulitan juga. Namun, prinsipnya program ini akan tetap berlanjut," ujar Agung. Sementara itu, Menpera Djan Faridz mengatakan, penataan kali sepanjang 35 kilometer akan dimulai dari Srengseng hingga Manggarai dan dilanjutkan dari Manggarai hingga Kampung Melayu. "Untuk yang di Pasar Rumput, di bawahnya tetap ada pasar, kita hanya ambil udaranya. Di dinas teknis, tetap ada pasar di lantai satunya, tetapi skala kecil. Di atasnya, ada toko-toko barang antik dari Jalan Surabaya," kata Djan.

Dalam tahapan awal, dua lokasi yang akan dibangun rusun yang dimaksud nantinya akan mampu menampung sebanyak kurang lebih 6.000 kepala keluarga. "Sementara target keseluruhan normalisasi Sungai Ciliwung sendiri nantinya diharapkan dapat menampung 13.000 kepala keluarga. Untuk rusun yang terdapat di atas Pasar Rumput, ditargetkan mampu menampung 5.000-an KK, sementara untuk di Dinas Teknis sendiri sekitar 1.000 KK," kata Djan Faridz.

Selanjutnya, kata dia, akan dilanjutkan dengan pembangunan rusun di atas Depo Manggarai. "Akan tetapi, kita masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan untuk pembangunan rusun di atas depo kereta api Manggarai. Lebih lanjut, nantinya juga akan dilakukan revitalisasi Pasar Rumput. Selama pembangunan nanti, para pedagang yang terdapat di Pasar Rumput akan direlokasi sementara ke Pasar Blora," kata Djan. Proyek ini akan memakan anggaran senilai Rp 1,3 triliun dari pemerintah pusat. Sementara itu, pihak Pemerintah Provinsi DKI nantinya akan bertugas dalam hal teknis, seperti pembebasan lahan dan sosialisasi kepada warga yang akan dipindahkan ke rusun tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, langkah persuasi dan komunikasi dengan warga akan menjadi kunci penyelesaian masalah dalam penataan Kali Ciliwung. Jokowi akan berusaha menampung semua aspirasi warga untuk menata kampung-kampung di bantaran kali tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Jumat (23/11/2012).

Mereka membahas mengenai percepatan normalisasi Kali Ciliwung dan pembangunan rumah susun di dua lokasi tahun depan, antara lain di Pasar Rumput dan lahan dinas teknis di Jakarta Timur. "Kita memang sudah ketemu beberapa kali, sekarang ini mau tegaskan dengan Pak Menko khusus untuk penataan Ciliwung. Kita akan menyediakan lahan di Pasar Rumput dan lahan di dinas teknis Jakarta Timur," kata Jokowi di Kantor Kemenkokesra, Jakarta, Jumat (23/11/2012). Dua lahan tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah susun. Setelah Kali Ciliwung dinormalisasi sepanjang 35 km, warga di bantaran kali akan dipindahkan ke rumah susun. Oleh karena itu, Jokowi akan turun langsung menemui warga untuk terus berkomunikasi agar mereka mau dipindahkan ke rusun setelah rusun tersebut selesai dibangun pada akhir 2013. "Kalau mereka masih keberatan dengan biaya sewa rumah susun, ya nanti diberikan subsidi. Pokoknya yang penting untuk mengatasi banjir dan pemukiman kumuh, semuanya kita laksanakan," kata Jokowi.

Pada tahap pertama, Jokowi menargetkan sekitar 6.000 kepala keluarga dapat menempati rusun di Pasar Rumput dan rusun di dinas teknis Jakarta Timur. Biaya pembangunan akan diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI hanya menganggarkan segala keperluan yang bersifat nonteknis. Namun, sekali lagi, Jokowi menekankan pentingnya komunikasi dengan warga mengenai solusi ini. "Ya kan komunikasi itu bagian kita (Pemprov DKI) ngomong agar mereka mau ditata. Tapi ini berbeda lho ya sama penataan kampung. Jadi semuanya bergerak. Yang penataan Ciliwung bergerak, yang penataan kampung bergerak semuanya," kata Jokowi. Untuk mulai menyosialisasikan kepada warga sekitar, Jokowi mengatakan, apabila proyek ini sudah final, ia akan langsung segera turun ke lapangan untuk berkomunikasi dengan warga, khususnya di Pasar Rumput. Ia menyatakan, mengenai pembangunan rusun di lahan dinas teknis sudah tidak menemui masalah. Jokowi optimistis rencana normalisasi Kali Ciliwung itu akan berjalan lancar dan tanpa hambatan.

Setelah satu bulan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo terus didesak untuk mengatasi masalah banjir di Ibu Kota. Jokowi menyatakan, untuk saat ini permasalahan tersebut dapat ditangani dengan penanganan langsung di lokasi banjir. Setiap kali mendapat pertanyaan soal masalah banjir tersebut, Jokowi menyatakan dirinya baru lima bulan menjabat sebagai gubernur sehingga perlu waktu menentukan cara untuk menangani banjir secara menyeluruh. Untuk itu, ia menegaskan perlu mendalami permasalahan banjir ini langsung dari lapangan. "Saya ini kan memang penginnya ke lapangan terus, ingin menguasai masalah secara detail seratus persen agar saya mengerti," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (23/11/2012) malam.

Setelah menguasai permasalahan-permasalahan di lapangan, Jokowi segera membuat perencanaan penanganan banjir. Setelah itu, ia akan menentukan waktu yang tepat untuk mengeksekusinya. Saat ini yang perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi datangnya hujan deras dan banjir adalah penanganan lapangan. Mengenai distribusi logistik, Jokowi meminta hal tersebut dilakukan dengan segera dan tepat. Titik-titik banjir mana saja yang harus mendapat pasokan logistik dan tindakan evakuasi harus ditentukan secepatnya agar tidak ada korban jiwa. "Ya memang penanganan lapangan, seperti persiapan-persiapan perahu yang harus segera dikirim kayak kemarin siang, sore. Penanganan-penanganan lapangan seperti itulah yang harus dikerjakan dalam menanggulangi peristiwa banjir," ujar Jokowi.

Untuk antisipasi banjir dalam jangka menengah, Jokowi mengatakan semua prosesnya sudah dimulai. Salah satu contohnya adalah melanjutkan proyek pelebaran Kali Pesanggrahan yang akan dipercepat mulai tahun depan. "Kalau setahun misalnya rampungnya sekian kilometer, nanti dilipatkan dua kali kalau perlu. Tapi ini kan menyangkut juga kecepatan pembebasan tanah," kata Jokowi. Pemprov DKI juga akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum, dalam hal pembebasan tanah untuk pelebaran Kali Pesanggrahan. Ini dapat dilakukan secara bersama-sama di samping mempercepat langkah pengerukan Cengkareng Drain dan kali-kali kecil lain.

No comments:

Post a Comment

Recent Post