Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Rabu (24/10/2012) pagi tadi, juga meninjau keadaan Pasar Senen Blok III dan Blok VI, Jakarta Pusat. Jokowi pun mengatakan, ia mendapatkan informasi bahwa Pasar Senen Blok VI sedang dibangun. Jokowi pun duduk satu meja bersama pedagang-pedagang dan saling menumpahkan keluh kesah mereka. "Jadi gini lho, jadi di Pasar Senen Blok VI ini mau dibangun. Pedagang pada datang ke saya, jadi ya namanya bukan sidak," kata Jokowi, di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (24/10/2012).
Selanjutnya, berikut isi petikan curhatan para pedagang pasar dengan Jokowi.
Jokowi: Ini Blok 6 Bu?
Pedagang: Iya Pak.
Jokowi: Sekarang ngomong maunya seperti apa pedagang?
Pedagang: Bisa terjangkau Pak sama kami para pedagang kecil, tetapi tetap menjadi pasar tradisional yang bisa dijangkau.
Jokowi: Maunya berapa?
Pedagang: Itu kewenangan Pemda, tetapi yang murah dan terjangkau.
Jokowi: Terjangkaunya tuh berapa?
Pedagang: Kami serahkan ke Bapak Gubernur. Desainnya dibuat seperti restoran dan hotel.
Jokowi: Saya sudah tahu.
Pedagang: Kami pedagang kaki lima, jadi kami harus dapat tempat ditata dengan rapi dan bagus. Kami maunya sesuai dengan kemampuan kami. Kami uangnya terbatas.
Jokowi: Ukurannya berapa?
Pedagang: Kita serahkan kepada Bapak sajalah.
Jokowi: 2x2 cukup enggak?
Pedagang: Gimana Pak?
Jokowi: Enggak tahu, saya ini orang baru. Nanti saya baca dulu yang terjangkau berapa sih yang dimaui. Pokoknya enggak merugikan.
Setelah "sesi curhat" bersama, Jokowi kembali menyusuri gang-gang sempit di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Jokowi juga mengakui jika beberapa kelompok di pasar tersebut menginginkan pembangunan tersebut tetap ada, tetapi pembangunan itu dilakukan oleh pemerintah setempat. "Dari informasi yang masuk ke saya, beberapa kelompok mereka ingin agar pasar ini tetap dibangun. Namun, yang bangun itu pemerintah, bukan developer sehingga harganya terjangkau oleh mereka," katanya.
Setelah meninjau Pasar Senen Blok III dan Blok VI, Jokowi juga meninjau Pasar Lokbin Cempaka Sari dan Pasar Gembrong Lama, Galur, Jakarta Pusat. Di pasar Senen ini, Jokowi kembali disambut antusias oleh para pedagang. Mereka pun mengelu-elukan Jokowi. Setelah meninjau Pasar Senen Blok III dan Blok VI, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau Pasar Lokbin (lokasi binaan) Cempakasari, Jakarta Pusat. Melihat keadaan pasar yang sudah tidak layak, Jokowi sampai garuk-garuk kepala.
Tiba di Pasar Cempakasari, Jokowi langsung disambut antusias oleh ratusan pedagang. Semuanya meneriakkan yel-yel untuk Jokowi. Jokowi pun melayani ajakan bersalaman para pedagang itu dengan ramah. Selanjutnya, Jokowi langsung menyusuri Pasar Cempakasari itu didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta Ratnaningsih. Setelah melihat kondisi Pasar Cempakasari, Jokowi pun mengatakan, semua pasar memang sudah terstereotipe kumuh. "Ya, pasar di mana-mana sama, kotor, kumuh, becek, bau, seperti enggak tertata. Ini yang mau kita usahakan," kata Jokowi di Pasar Cempakasari, Jakarta, Rabu (24/10/2012).
Jokowi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) harus menyediakan segala macam keperluan pasar tersebut. "Kalau perlu lapak-lapaknya ini ya dari kita, gerobaknya ini dari kita. Untuk awal-awal memang kita harus memberikan," ujarnya. Jokowi juga akan membenahi lantai-lantai pasar yang terkesan becek untuk diganti dengan keramik dan tidak kalah bagusnya dari lantai supermarket. "Ya, untuk lantai di keramik ya pokoknya enggak kalah dari supermarket dan hypermarket dari segi penataannya, maupun kondisi di dalamnya," ujar Jokowi.
Selain itu, ucap Jokowi, para pedagang tidak perlu dibebankan kembal, karena sudah dikenai beban retribusi. "Janganlah, kasihan. Pedagangnya sudah kena biaya retribusi," kata Jokowi. Setelah meninjau Pasar Cempakasari, Jokowi juga meninjau Pasar Gembrong Lama, Galur, Jakarta Pusat. Melihat Pasar Senen dan Pasar Lokasi Binaan (lokbin) Cempakasari, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hanya garuk-garuk kepala. Setelah melihat Pasar Gembrong Lama, Galur, Jakarta Pusat, Jokowi langsung terperangah.
Bukan karena kagum, melainkan karena kondisi pasar yang masih semipermanen dan beratapkan terpal biru membuatnya terhenyak, apalagi gang sempit di Pasar Gembrong Lama menjadikannya seperti pasar senggol. Setiap yang melintas, pasti bersentuhan. Jokowi lalu mendatangi seorang pedagang sayur dan masuk ke dalam lapaknya. Dia pun mendengarkan curhat para pedagang. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan mengenai kondisi pasar itu. Jokowi sempat geleng-geleng kepala melihat keadaan kumuh di pasar tersebut. "Pasar ini... wah parah, lebih parah, sangat parah. Lihat saja ini bangunannya semipermanen, jalan buat airnya susah," kata Jokowi di Pasar Gembrong Lama, Galur, Jakarta, Rabu (24/10/2012).
Jokowi juga didampingi oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DKI Ratnaningsih. Sesekali Jokowi berbincang dengan Ratnaningsih bersama para pedagang. Ajudan Jokowi pun dengan sigap mencatat apa-apa saja yang menjadi keluhan para pedagang dan pengunjung pasar. Kunjungan Jokowi ke Pasar Gembrong Lama ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar lima menit. Sebelumnya, Jokowi juga meninjau Pasar Senen Blok III Blok VI dan Pasar Cempakasari, Jakarta Pusat. Di sana, ia juga berkomunikasi dengan para pedagang yang mengakui jika biaya sewa kios mereka terlalu mahal dan juga berkomunikasi dengan kepala pasar tersebut.
Dikatakan Jokowi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI harus membangun pasar dan menjadi pengelola pasar. Dengan begitu, harganya akan terjangkau. Ada kekhawatiran pedagang, kalau mahal, mereka tidak mampu membeli lapak atau kios, akhirnya mereka tersingkir. "Ya, itu masalahnya. Kita carikan jalan keluarnya. Yang bangun itu Pemerintah. Jadi, pedagangnya tetap masuk. Nanti akan saya panggil Dirut PD Pasar Jaya. Saya mau cepet-cepet pembangunannya. Jangan lama-lama," ujarnya. Saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau Pasar Gembrong Lama, Galur, Jakarta Pusat, ada satu pedagang berteriak-teriak meminta Jokowi untuk memborong barang dagangannya. Dia adalah Sri Asih (47), penjual sayuran dan sembako.
Selama Jokowi menyusuri pasar sempit Gembrong Lama, Sri selalu mengelu-elukan nama Jokowi dan memohon agar memborong barang dagangannya. "Pak ayo Pak, dibeli dong Pak dagangan saya! Beli semuanya nih Pak, mau bayem, kangkung, semuanya ada, Pak," kata Sri di Pasar Gembrong Lama, Jakarta, Rabu (24/10/2012). Namun, Jokowi tampaknya tidak menghiraukan ajakan Ibu tersebut karena memang keadaan di dalam pasar yang sangat berdesak-desakan, panas, pengunjung, pedagang, dan wartawan bercampur jadi satu di tempat yang sempit itu. Saat Sri mengetahui Jokowi hanya melewatinya, Sri lalu marah. "Yah, Pak.. ngapain ke sini, kalau enggak dikasih uang," gerutu Sri.
Suasana yang berdesak-desakkan itu juga membuat Nenek Minah (78) kesulitan untuk berjalan. Padahal, ia datang memang hanya untuk berbelanja, bukan untuk bertemu orang nomor satu di Ibu Kota itu. "Aduh iki kok malah dadi sesek-sesekkan ning kene tho (ini kok jadi malah berdesakan di sini tho) ," kata Minah. Staf dari Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DKI yang mendengar itu pun turut menenangkan Nenek Minah. "Sebentar ya Ibu, Bapaknya lagi ngomong sebentar saja," kata staf itu. Lalu, Nenek Minah menjawab kembali. "Bu, ini enggak bisa jalan jadinya," kata Minah. Staf itu kemudian menghibur Nenek Minah. Nenek Minah pun tidak berharap terlalu banyak kepada Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru. Ia hanya berharap dapat hidup tenang dan nyaman di tempat kelahirannya di Galur. "Yah kalau saya enggak neko-neko (macam-macam), Mbak. Sing (yang) penting bisa hidup tentrem aja gitu," ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment