Rakernas II PDI-P di Surabaya yang digelar hingga 14 Oktober dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta dari unsur pengurus dari ratusan DPC dan puluhan DPD se-Indonesia. Tema yang diusung dalam Rakernas II nanti adalah "Kedaulatan Pangan Bersama Rakyat". Tema itu menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya raya harus segera mewujudkan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan yang melibatkan rakyat, dipercaya mampu mengatasi permasalahan ekonomi bangsa. Arena pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Imperial Ballroom Pakuwon, Surabaya, Jumat (12/10/2012) mendadak meriah karena kedatangan Gubernur DKI Jakarta terpilih, Joko Widodo (Jokowi).
Banyak peserta Rakernas yang ingin mendekat untuk sekadar bersalaman dan meminta foto bersama. Gubernur yang sukses diusung PDI-P itu terlihat sudah dikerumuni peserta sejak datang ke arena Rakernas bersama rombongan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri. Alhasil, pengamanan kepada Jokowi sedikit diperketat agar dia dapat berjalan lancar memasuki gedung. Beberapa pengawal Jokowi kembali bekerja keras saat dia mulai meninggalkan gedung usai mendengarkan sambutan pembukaan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri, karena puluhan peserta Rakernas dari berbagai daerah beserta awak media sudah menunggu di depan pintu keluar.
Kemenangan Suara Diam Rakyat - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri membanggakan kemenangan pemilu kepala daerah di delapan daerah saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/10/2012). Menurut Megawati, dari delapan Pilkada yang baru berlangsung, pemilu yang paling fenomenal yakni Pilkada DKI Jakarta dengan kemenangan pasangan Joko Widodo alias Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Megawati, semua kader PDIP harus bersyukur dan bangga atas kemenangan itu karena Jokowi sebagai kader PDIP bisa memimpin ibu kota negara. Jokowi hadir dalam Rakernas dan sempat berdiri dari tempat duduknya lalu disambut riuh tepuk tangan para pengurus DPP dan daerah PDIP. Dalam rakernas itu hadir pula para politisi senior PDIP.
Megawati mengaku bangga dengan Pilkada DKI Jakarta lantaran meskipun diwarnai perdebatan isu SARA, tetapi tetap berada di jalur demokrasi yang sehat dan santun. Menurut dia, mayoritas rakyat Jakarta masih mengamalkan nilai-nilai Pancasila. "Kemenangan Jokowi-Basuki adalah kemenangan suara diam rakyat yang tak tahan menyaksikan betapa kebhinekaan telah berubah seperti menjadi bencana, di mana toleransi jadi kemewahan, di mana kekerasan dan penindasan atas nama suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) menjadi bahasa umum, diskriminasi jadi prilaku normal," kata Megawati.
Selain itu, Megawati mengaku bersyukur karena Pilkada DKI Jakarta telah mematahkan keyakinan parpol selama ini bahwa uang menjadi fundamental dalam pertarungan politik. "Mitos uang adalah segala-galanya telah dipatahkan di Pildaka Jakarta. Kita juga semakin paham bahwa politik pencitraan ternyata ada batasnya," kata mantan Presiden itu. Dari Pilkada Jakarta juga, Megawati menilai rakyat kini tidak lagi melihat politik transaksional, tidak memperhitungkan untung rugi. Namun, rakyat rela menceburkan diri dalam politik secara bersama-sama. "Ini pelajaran besar yang bisa dipetik dalam kemenangan Pilkada DKI Jakarta," pungkas suami Taufiq Kiemas itu.
Penumpang Gelap Pilkada DKI - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut ada banyak "penumpang gelap" yang ikut menikmati kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta. Mereka, menurut Megawati, mengklaim sebagai pihak yang paling berjasa dalam kemenangan Jokowi-Basuki. "Ikut menikmati sukses tanpa merasa terganggu sedikit pun secara moral," kata Megawati ketika memberikan pidato di pembukaan Rapat Kerja Nasionas (Rakernas) II PDIP di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/10/2012). Megawati tak menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud menunggangi kemenangan Jokowi-Basuki. Menanggapi sindiran Megawati itu, sebagian kader PDIP bertepuk tangan adapula yang tertawa.
Seperti diberitakan, Partai Gerindra dan Prabowo Subianto disebut lebih diuntungkan dari segi elektabilitas terkait Pilkada DKI Jakarta. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research Consulting (SMRC). Para elit PDIP lalu beraksi atas hasil survei itu. Megawati juga menilai, Pilkada Jakarta telah membuka tabir sempitnya pemahaman banyak pihak terhadap politik. Para elit berlomba merayakan kemenangan sambil menyingkirkan pihak yang kalah. Sikap itu, kata dia, seakan menjadikan politik hanya persoalan menang dan kalah.
"Mereka dengan lantang seakan mengatakan, menang adalah puncak dari semua keagungan politik. Kalah adalah gambaran dari kebodohan dan keterbelakangan dalam politik," kata mantan Presiden itu. Megawati menambahkan, jika politik hanya soal menang dan kalah, sudah pasti bukan Jokowi-Basuki yang ia rekomendasikan untuk maju. Pasalnya, kata dia, semua hasil survei menyarankan agar tidak mengusung pasangan itu lantaran dipastikan akan kalah. "Tetapi sebagai ketua umum saya justru memutuskan untuk merekomendasikan keduanya dengan cara-cara ideologis politik yang saya pikirkan dan kembangkan," pungkas Megawati.
Megawati Ingin Hadiri Pelantikan - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ingin langsung menghadiri pelantikan gubernur-wakil gubernur terpilih DKI Jakarta periode 2012-2017, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Hal ini disampaikan anggota tim kampanye Jokowi-Basuki, Denny Iskandar, saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Jumat (12/10/2012). "Bu Mega memang ingin sekali hadir. Beliau ingin merasakan atmosfer pelantikan 'anaknya' yang berhasil ia bawa ke Jakarta. Masak hanya menonton di televisi," kata Denny. Namun, dikatakan olehnya, sampai hari ini ia belum mendapat konfirmasi kepastian apakah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu akan menghadiri pelantikan Jokowi-Basuki.
Dengan kehadiran Megawati, menurut Denny, menuntut adanya pengamanan khusus dikarenakan Megawati adalah seorang mantan presiden RI. "Kita lihat kepastiannya sampai hari Minggu," kata Denny. Namun, Denny tidak mengetahui perihal kemungkinan kehadiran Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di pelantikan Jokowi-Basuki. "Nah kalau Pak Prabowo, saya nggak tahu. Mungkin bisa ditanyakan ke Fraksi Partai Gerindra. Yang saya tahu hanya Bu Mega," kata Denny. Selain itu, Denny mengatakan, Jokowi dan Basuki mendapatkan sebanyak 20 undangan untuk menghadiri pelantikan. Mereka akan memboyong keluarga besar mereka ke Gedung DPRD DKI Jakarta.
Sementara itu, di lain pihak, Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta Mangara Pardede mengaku tidak mengundang dewan pimpinan pusat (DPP) partai politik, yang ia undang hanya dewan pimpinan daerah (DPD) partai politik. "Yang pasti yang diberikan undangan itu DPD, bukan DPP. Terserah fraksi mau mengundang siapa saja," kata Mangara. Seperti yang diketahui, Jokowi-Basuki akan dilantik sebagai gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta pada Senin (15/10/2012). Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi akan melantik Jokowi-Basuki. Acara pelantikan pada pukul 10.00-12.55 WIB di Gedung DPRD DKI Jakarta. Para tamu undangan yang hadir dalam acara pelantikan akan dibagi menjadi dua. Sebagian ditempatkan di dalam ruang sidang paripurna DPRD DKI Jakarta dan sisanya menyaksikan melalui TV plasma di lobi utama Gedung DPRD DKI.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment