Monday, October 22, 2012

Jokowi dan Masalah Banjir Jakarta

Jokowi dan Masalah Banjir Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dijadwalkan bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Selasa (23/10/2012) besok. Namun, Jokowi belum memastikan akan berangkat atau tidak. Pertemuan di Bandung itu merupakan rapat Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur (Jabodetabekjur) bersama dengan sejumlah kepala daerah terkait, termasuk Jokowi. Salah satu agenda strategis yang akan dibahas dalam pertemuan itu adalah merumuskan solusi dalam kerangka mengatasi banjir di Jakarta. "Sebetulnya, pertemuan di Bandung itu mau ketemu Gubernur, Wali Kota Jawa Barat. Tapi, saya belum bisa memastikan ke sana karena kalau yang di Bandung itu yang diundang decision maker-nya, tetapi ya saya pengen datang," kata Jokowi ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Senin (22/10/2012) petang.

Pertemuan tersebut sebenarnya sudah direncanakan jauh sebelum hajatan pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Namun, karena sejumlah pertimbangan dan hambatan waktu, pertemuan BKSP baru dapat dilaksanakan pada Selasa besok. Sementara itu, menurut Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta Eko Hariadi, agenda Jokowi pada Selasa besok adalah bertemu dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. "Besok, Bapak mau bertemu dengan DPD RI jam 10 pagi di Balaikota," kata Eko kepada Kompas.com. Dikatakan Eko, pertemuan mantan Wali Kota Solo itu dengan DPD RI hanya sekadar silaturahim dan saling menyampaikan aspirasi kedua belah pihak.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dijadwalkan meninjau lokasi banjir di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Menurut info yang beredar, setelah mengunjungi Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya, Jokowi akan meninjau lokasi banjir Kampung Pulo. Namun, karena ada urusan, ia urung membatalkan rencananya itu. "Ini tadi saya ada urusan di Balaikota. Kalau enggak ada urusan, saya sudah dari Polda ke sana tadi," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (22/10/2012). Saat ditanya ada urusan apa di Balaikota sehingga sampai membatalkan niatnya ke lokasi banjir Kampung Pulo, Jokowi enggan menjawabnya. "Ah, mau tahu aja," elak Jokowi.

Namun, tutur Jokowi, peninjauannya ke lokasi banjir Kampung Pulo bisa ia lakukan kapan saja, tanpa perlu diketahui oleh yang lainnya. "Mungkin bisa saja malam-malam nanti, saya tuh biasa kok malam-malam keluar," kata Jokowi. Berdasarkan data di lapangan, korban banjir di Kampung Pulo sebanyak 562 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.556 jiwa. Jumlah tersebut merupakan bagian warga dari dua RW serta 34 RT di Kampung Pulo atau yang akrab disebut Kampung Banjir tersebut.

Sehari setelah dilantik, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau perkampungan kumuh di kawasan Pademangan Timur, Jakarta Utara. Ia memberikan waktu selama satu minggu bagi Dinas Pekerjaan Umum untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat di kali yang berada di wilayah tersebut. Salah satu yang menjadi fokus Jokowi memang penataan kampung kumuh. Ketika melihat saluran air di pemukiman warga sudah dangkal, Jokowi mengajak warga untuk kerja bakti bersama-sama. "Saya ini orangnya dengarkan, pelajari prosesnya, langsung saya eksekusi dan kerjakan. Lihat di Pademangan Timur sudah bersih sekarang," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Senin (22/10/2012).

Dikatakan Jokowi, dia menemukan kenikmatan ketika terjun langsung ke lapangan menengok warganya. "Saya senengnya muter-muter ya begitu. Panggil, kerjain, seminggu nanti tak cek, eh.. ternyata belum. Seminggu tak cek, ternyata sudah bersih," kata Jokowi. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan, ia langsung menerjunkan petugas untuk membersihkan kawasan Pademangan Timur. Sebanyak 25 petugas, diperintahkan untuk mengeruk saluran air. Hingga saat ini pembersihan masih terus dilakukan. "Kami sudah melakukan pembersihan dan pengerukan di kali yang melintas di kawasan kumuh Pademangan Timur, Jakarta Utara," kata Ery.

Kondisi saluran air dan sungai di Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, masih harus dibenahi. Sepekan setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ke kawasan tersebut, masih ada kali yang dipenuhi sampah dan berpotensi menyumbat aliran air. Dalam kunjungannya ke Pademangan Timur, Selasa (16/10/2012) lalu, Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi meminta agar dalam waktu satu minggu kondisi kali di kawasan tersebut dibenahi. Paling tidak, kali itu bersih dari sampah yang ada. Ia pun berpesan agar pejabat pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menemani kunjungannya itu segera mengambil tindakan membereskan saluran-saluran air yang jorok tersebut.

Bagaimana hasilnya sepekan kemudian? Berdasarkan pantauan Kompas.com saat menelusuri aliran kali di RT 14 hingga RT 16 di RW 01, sejumlah kali di kawasan itu masih tampak seperti sedia kala. Banyak sampah mengapung di atas air hitam yang mengalir di kali-kali tersebut. Sampah-sampah itu umumnya berupa sampah rumah tangga, tersangkut dan mengumpul di titik-titik tertentu. Kondisi air yang cenderung tak bergerak membuat sampah tidak dapat hanyut terbawa air. Belum lagi aroma tidak sedap tercium ketika berada di pinggiran kali. "Sekarang belum ada tindakan apa-apa (lagi). Kemarin sih memang pas Jokowi datang, besoknya langsung dibersihin. Kemarin kali ini kan sampahnya banyak," kata seorang wanita warga RT 14 yang tak mau namanya disebutkan kepada Kompas.com, Selasa (23/10/2012).

Ia menuturkan, pada kondisi tertentu, aroma tidak sedap kadang tercium, yang berasal dari kali yang tidak terawat. Meski tidak menyebabkan banjir, bau tak sedap itu sangat mengganggu warga sekitar. Sementara itu, Haji Ocim, Bendahara RW 01, mengatakan, upaya pembersihan sudah dilakukan di lingkungan Kali Pademangan seusai dikunjungi Jokowi. "Kemarin hari (seusai kunjungan Jokowi), itu sudah datang orang yang bersih-bersih sampai seminggu. Kira-kira 10-15 orang yang pakai baju oranye itu ada tulisannya di baju 'Dinas DKI' gitu. Jadi, sampah yang di kali itu diangkat pakai pacul terus dimasukin di karung," ujar Ocim.

Namun, ketika ditanya mengenai kondisi kali yang masih ada sampahnya, Ocim menyampaikan bahwa persoalan sampah yang ada di kali memang tidak mudah untuk langsung menjadi bersih. "Kalau kita mah bilang percuma, seminggu-dua minggu juga jadi lagi (ada lagi sampah). Susah ya. Kalau alirannya sih sebenarnya alirannya bagus, cuma ini lagi pasang saja, makanya enggak mengalir. Biasanya sih sampahnya langsung kebawa kalau sudah mengalir," kata Ocim. Ocim menuturkan, setiap sebulan sekali, warga melakukan kerja bakti untuk membersihkan kali. Hasilnya sama saja, sampah dari ujung kali datang lagi dan menumpuk di sejumlah tempat di Pademangan Timur. "Ini sampah dari ujung kali kan ada pasar di sana," ujar Ocim.

Sementara itu, Senin (22/10/2012) kemarin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan, ia langsung menerjunkan petugas untuk membersihkan saluran air dan sungai-sungai di kawasan Pademangan Timur. Sebanyak 25 petugas diperintahkan untuk mengeruk saluran air. Hingga saat ini, pembersihan masih terus dilakukan. "Kami sudah melakukan pembersihan dan pengerukan di kali yang melintas di kawasan kumuh Pademangan Timur, Jakarta Utara," kata Ery. Jokowi sendiri akan melakukan pengecekan terhadap lokasi-lokasi yang pernah ia kunjungi. Itu dilakukan untuk mengetahui apakah instruksi yang ia sampaikan telah dijalankan atau tidak. Di Pademangan, ia meminta agar selokan atau sungai yang dipenuhi endapan sampah segera dibersihkan. Pembersihan tidak hanya dilakukan oleh petugas kebersihan, tetapi juga melibatkan warga.http://megapolitan.kompas.com/

No comments:

Post a Comment

Recent Post