Friday, October 19, 2012

Kepemimpinan Jokowi dan Jalan Jalan

Kepemimpinan Jokowi dan Jalan Jalan
Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dinilai mirip dengan gaya memimpin di militer. Sebagai pimpinan, Jokowi lebih banyak keluar meninjau langsung permasalahan dan segala sesuatunya. Sementara wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, lebih mengurus hal-hal internal, seperti kepegawaian dan birokrasi. "Dari perspektif kepemimpinan militer ini hampir ada kemiripannya. Kalau di militer wakil itu ibu rumah tangga, dia ada di dalam. Komandan atau panglima itu keluar untuk mempelajari segala sesuatunya," kata mantan Wakil Gubernur DKI Prijanto saat dijumpai di Balaikota Jakarta, Kamis (18/10/2012).

Gaya Jokowi memimpin dinilainya semakin mirip dengan gaya memimpin di kemiliteran dari caranya memberikan petunjuk kepada wakil dan stafnya. Semua pembahasan dilakukan setelah Jokowi selesai meninjau dan memetakan permasalahan yang terjadi. "Setelah tahu masalahnya, Jokowi mengumpulkan stafnya, memberikan petunjuk pada SKPD terkait. Otomatis staf berpikir, menyarankan atau beri alternatif, nanti tetap Jokowi yang putuskan. Itu bagus. Jadi, dalam perspektif militer, Jokowi dan Basuki sudah ideal. Itulah prosedur hubungan komandan dan staf di militer," ungkapnya. Mantan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD) ini menambahkan, kunci sukses Jokowi memecahkan permasalahan Jakarta adalah dengan menilik langsung wilayah yang menjadi kantong-kantong masalah seperti yang ia lakukan selama beberapa hari ini. "Dengar keluhan dan harapan masyarakat langsung di lapangan. Setelah tahu lika-likunya, proses pemecahan masalah akan diketahui," tandasnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diminta untuk tidak terlalu sering turun ke lapangan dan lebih memikirkan sejumlah permasalahan lain yang lebih penting. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin meminta Jokowi agar memperhatikan nasib Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut Nurdin, persoalan Blok A Tanah Abang lebih krusial ketimbang jalan-jalan ke lokasi permukiman warga. "Jangan sampai Blok A Pasar Tanah Abang jatuh ke tangan swasta. Ini persoalan bisnis dan Blok A itu aset Pemprov DKI. Kalau bisa, kurangi sedikit jalan-jalannya, lihat berkas lama PD Pasar Jaya," ujar Nurdin, Jumat (19/10/2012).

Politisi PKS itu mendesak Jokowi segera mengambil langkah nyata demi menyelamatkan Blok A Pasar Tanah Abang. Menurutnya, Jokowi harus memberikan opininya sehingga bisa menyelamatkan Blok A. Sebagai catatan, Blok A Pasar Tanah Abang terancam terlepas dari tangan Pemprov DKI karena PT Priamanaya Djan International (PT PDI) telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengatakan, persoalan tersebut terkait perjanjian kerja sama antara PD Pasar Jaya dan PT PDI yang seharusnya berakhir pada 2008, lalu diperpanjang hingga 16 Desember 2009, dan kemudian status quo hingga 1 April 2011.

Persoalan ini juga sudah diaudit investigatif oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dari audit yang terbit pada 26 Maret 2012, ada indikasi kerugian negara dari pendapatan yang tidak dapat direalisasi sekurang-kurangnya Rp 179,56 miliar. Selain itu, kerugian juga ditimbulkan karena tertundanya kesempatan Pasar Jaya untuk mengelola Pasar Blok A. Jokowi yang sempat ditanya mengenai persoalan ini mengaku belum mengetahui akar permasalahan sengketa kepemilikan Blok A Tanah Abang itu. "Saya tidak tahu. Masalah di Jakarta banyak sekali. Saya harus pelajari satu-satu, baru saya bisa komentar," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menepis anggapan bahwa dirinya sekadar jalan-jalan. Menurut dia, jalan-jalan hanya istilah saja. Sebab, jalan-jalan tersebut terutama untuk melihat kondisi nyata yang akan dilanjutkan merumuskan program. "Jalan-jalan itu hanya istilah saya. Kalian itu kan juga sering ngikutin saya ke lapangan," kata Jokowi di Kantor DPD PDI-P DKI, Jakarta, Minggu (21/10/2012). Selain itu, dikatakan oleh Jokowi, ia tidak pernah jalan-jalan blusukan ke kampung hanya untuk berjalan-jalan. Sebab, tempat-tempat yang dikunjunginya yang memiliki banyak masalah dan dikeluhkan warga Jakarta. "Kami itu kan jalan-jalannya selalu ke tempat yang ada masalah sehingga bisa merumuskan program yang sesuai nantinya," kata Jokowi.

Sementara itu, terkait pernyataan anggota DPRD DKI Selamat Nurdin yang mengimbaunya untuk mengurangi kegiatan jalan-jalan, Jokowi tidak berkomentar banyak. "Saya tidak mau mengeluarkan statement yang saya tidak mengerti," ujarnya. Setelah dilantik, Jokowi memang selalu turun ke lapangan untuk bertemu dengan warga. Di hari pertamanya, ia mengunjungi perkampungan kumuh Pademangan Timur, Tanah Tinggi, dan Bukit Duri. Di hari kedua, ia mengunjungi Terminal Kampung Melayu. Di hari ketiga setelah pelantikan, ia mengunjungi perkampungan kumuh Marunda dan Rusunawa Marunda. Jokowi dan Basuki memang sudah membagi tugas mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Jokowi berada di lapangan, sementara Basuki mengurusi Balaikota DKI.

Sementara, Kamis, (18/10/2012) lalu, Komisi B DPRD DKI mendatangi Pasar Blok A Tanah Abang yang terancam terlepas dari tangan Pemprov DKI. Kunjungan itu dilakukan untuk memberikan dukungan kepada PD Pasar Jaya sebagai pemilik Blok A Tanah Abang agar tidak menyerah dan kalah terhadap gugatan yang diajukan PT Priamanaya. Karena itu, Selamat Nurdin mendesak Jokowi segera mengambil langkah untuk menyelamatkan Blok A Pasar Tanah Abang. "Ini memang persoalan bisnis ke bisnis, tetapi Pasar Blok A Tanah Abang ini merupakan aset Pemprov DKI yang paling berharga. Kalau bisa jalan-jalannya dikurangi sedikitlah, luangkan waktu untuk melihat berkas lama Pasar Jaya," harap Selamat Nurdin.

No comments:

Post a Comment

Recent Post