Latest News

Sunday, October 2, 2016

SATU KOMANDO SATU TUJUAN

SATU KOMANDO SATU TUJUAN ,#Temanahok #Tetapahok
===============================================
Launching Teman Ahok #TetapAhok 1 Oktober hari ini
Dilakukan dengan Sentuhan Langsung Jari Jari Pak Ahok ,
Untuk Menandai RE- Louncheing Website Baru Teman ahok
di Markas Teman Ahok, Komplek Graha Pejaten
No. 3, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Launching Teman Ahok #TetapAhok ini akan menjadi MOMEN PENGENALAN Gerakan Baru Teman Ahok pada masyarakat.
dengan membenahi KONSEP KERELAWANANNYA
berdasarkan PERUBAHAN Aktivitas Utama Relawan Teman Ahok ....
dari Relawan Pengumpul KTP, kini MENJADI Relawan PEMENANGAN .
Dengan Tetap Berpegang pada Komitmen
Untuk ikut mengajak masyarakat Jakarta menjadi Pemilih RASIONAL
Teman Ahok masih akan tetap mengandalkan aktivasi Digital,
Fundraising, dan CREATIVE Campaign.
Gerakan ini TIDAK AKAN IKUT memperbesar isu SARA dan
Sentimen Personal yang dapat memecah belah kelompok masyarakat.
" Kami merasa Punya TANGGUNG JAWAB
Untuk bisa MENGAWAL Pak Ahok sampai Jadi Gubernur !
Ditegaskan Amalia yang selanjutnya akan dibedah
dalam Pertemuan Kedepan di Acara DISKUSI
yang Bertema "GERAKAN Politik ,Gerakan MILENIAL .
Dalam Pertemuan kali ini juga Dibahas dan Sampaikan Pak Ahok
Tentang APA dan Bagaimanakah PERANAN serta FUNGSI
dari Gerakan Teman Teman Ahok yang Terbangun selama ini ,
Untuk selanjutnya Dapat Berkontribusi dan Mengawal
Sampai Proses Pemilihan Gubernur Berakhir Nantinya ...
Agar AGENDA Acara maupun Kampanye Resmi Nantinya
Benar benar dapat Bejalan Efektif , TERTIB dan LANCAR
Pak AHok Telah Menekankan Komandonya Melalui Teman Ahok
Mulai Dari PENGATURAN dan PENYUSUNAN Jadwal Acara ,
agar Tidak saling bertabrakan ....
juga Sistem dan Mekanisme Penerimaan Dukungan Pendanaan
Hingga Kepada Hal hal Lainnya yang juga bersifat STRATEGIS .
Ahok Ingin Proses Pelaksanaaan Pilkada Serentak 2017 nanti
BENAR BENAR Dapat Berlangsung Terbuka dan Transparan .
Dilaksanakan Secara Lebih Demokratis ,Adil ,Jujur dan Bersih
dan yang PALING UTAMA adalah ..
Pilkada DKI Mampu Membuktikan Menjadi Etalase Percontohan ,
dimana Peranan Masyarakat " Didalam Memilih dan Melahirkan "
Seorang Kepala Daerah DILAKUKAN Dengan Cara yang BERBEDA !
Pak Ahok ingin MEMBUKTIKAN Bahwa Pilkada DKI BERHASIL
Menjadi Sebuah Sarana EDUKASI Baru dalam Berdemokrasi ...
Sehingga Orang Orang dengan NIAT dan Visi Misi yang Teruji
dapat MELAMAR menjadi Pelayan Bagi Kepentingan Warga DKI
Tanpa TERBEBAN " seperti yang Terbiasa dan sudah sudah...
Intinya KEBIASAN LAMA dalam Berkampanye,DITINGGALKAN
Model Kampanye Kali ini , Pakai TIKETING ..!
Baju dan Kaos untuk Pendukung " BELI SENDIRI ..!
Konsumsi BAWA dari Rumah Masing masing ,
Seperti lazimnya kebiasaan dalam Pertemuan selama ini ....
Bila Ada yang Ingin Menyumbang .., Silahkan Saja !
Cukup dengan Menbantu " Teman teman " yang Membutuhkan .
Sbab Tiket kampanye - Baju dukungan Akan BERAGAM DIJUAL
yang Kusuka Kali ini Dalam pemaparan Singkat Pak Ahok ,
Terkait Upaya Peningkatan Fasilitas sbg Sarana demonstrasi .
Satu satunya Gubernur Yang Menginisiasi dan Mengimplementasikan
Tersedianya Area Terbuka KHUSUS Untuk BERDEMONSTRASI ..
Hanya AHOK .. !
Dimana mana di Indonesia sejak dulu Kita Tau ...
Yang namanya Demo bagi Seorang Kepala daerah adalah Hal
yang DIHINDARI Bahkan DITAKUTI Oleh Mereka yang Berkuasa .
ini Ahok Malah Kebalik ,Justru Yang Mau Demo Di Nyamankan .
MENGAPA Yaaaa ..?!
Tentu Karna Pak Ahok Ingin Agar PROTES SOSIAL Tetap ADA .
Sebagai Sarana CONTROLING bagi Masyarakat Untuk Bersuara
didalam Mengkritisi Kebijakan Maupun Program Pemerintah daerah
BILA BENAR Dianggap MERUGIKAN Kepentingan WARGA DKI JAKARTA ..
sehingga dapat Disampaikan dengan Cara yang Beretika ,
Bertanggung Jawab dan Dilakukan secara Elegan .
Dengan demikian Demonstrasi Sarat Politisasi yang dilakukan
HANYA KARNA " Merugikan " Kepentingan Segelintir Kelompok..
Tak lagi Mendapat Simpati ,Ruang dan tempat bagi Publik luas.
Kepala Daerah Juga akan Merasa " SEMAKIN DIAWASI "
didalam Menentukan suatu langkah langkah Kebijakannya ...
Bila Bekerja dan Bertindak dengan BAIK dan BENAR ,
Tentulah Tak Ada Sesuatuapapun yang PERLU DIKHAWATIRKAN .
Sesederhana itu " Tooh ?!
Meskipun Bukan Orang Orang yang TERLALU PINTAR
Warga DKI Juga BUKANLAH Orang yang Bodoh Bodoh Amat ...
Mata Mereka Awas Melihat ,Kuping Mereka Juga Tajam Mendengar.
Untuk itulah BUNDARAN HI akan Semakin Dipercantik lagi
Bahkan Dilengkapi Sarana Prasarana Pendukung Demonstrasi ..
Mulai dari Penataan Air mancur , Penempatan Area Lokasi Aksi
Hingga Pengadaan Perangkat Sondsystem yang baik .
Sehingga Para Demonstran nantinya
dapat dengan lebih Nyaman Menyuarakan Aspirasinya .
setidaknya " Tak Lagi Perlu HARUS MENYEWA Sound System !
Keren banget 'Kan Teman ?
Kedepan Demonstrasi Di DKI Akan Terlihat Tampil lebih berkelas ,
Lebih Tertib dan Lebih Berkwalitas Menyampaikan Aspirasinya
Layaknya Demonstran di beberapa Negara Maju ...
Ngak lagi Nyampah dan Nge - Macetin Kepentingan Orang Banyak
Apalagi Sampai Mengganggu KETERTIBAN UMUM ,
HANYA Karna Ngotot Untuk MEMAKSAKAN Kehendaknya .!
Slamat Jalan " Era Nasi Bungkus !!!
dan Trima Kasih Pak Ahok Untuk WILL dan Komitmenmu itu ..
Rakyat Akan semakin Melihat dan Teredukasi untuk Memahami
Bagaimana Wujud Berdemokrasi untuk Membangun Negri ini .!

Dalam Tempo Seminggu, Anies Baswedan Berubah

Dalam Tempo Seminggu, Anies Baswedan Berubah

Dalam Tempo Seminggu, 

Anies Baswedan Berubah


Mas Anies, kau telah berubah! Terlalu cepat Mas. Padahal baru satu minggu. Bagaimana pula kalau  lima tahun? Entahlah, mungkin sudah tidak ada lagi Mas Anies yang dulu kami kenal. Benar loh Mas, kami tidak pernah bermimpi  tentang Aniez Wiz Edhan. Makin dekat ajang Pilgub DKI 2017, perseteruan antara pendukung paslon yang maju di Pilkada DKI semakin "memanas". 

Seakan tidak mau ketinggalan,  antar paslon juga sudah saling sindir, yang sudah pasti akan segera diramaikan oleh para pendukung masing-masing. Yang paling menarik adalah sindir-menyindir antara paslon Ahok-Djarot Vs Anies-Sandiaga.  Anies-Sandiaga terlihat sangat berkepentingan untuk menafikan kerja Ahok-Djarot selama ini. Sambil terus menyundul Ahok, dengan aksinya yang tak henti merelokasi warga di bantaran sungai, mereka berharap mendapat simpati dengan menunjukkan kepedulian  mereka atas apa yang dialami oleh warga. Munculnya Anies sebagai pasangan Sandiaga sebenarnya cukup menimbulkan tanda tanya.  

Pasangan ini diputuskan tepat pada hari H pendaftaran paslon ditutup. Pengamat amatiran seperti saya menilai, munculnya nama Anies merupakan strategi Gerindra dan PKS untuk menarik dukungan massa Pak Jokowi yang tidak mendukung Ahok. Guna menambah massa PKS yang menjadi kekuatan ril pendukung Sandiaga, mereka perlu tambahan massa dari luar PKS, dan itu hanya bisa didapat dengan mengusung sosok Anies guna  menggembosi pendukung Ahok. Mayoritas massa Gerindra di DKI diprediksi sudah hengkang, bersamaan dengan hengkangnya Ahok dari Gerindra.


 Sisanya yang masih bertahan, sepertinya juga ikut kabur karena sudah tidak tahan melihat tingkah M Taufik dan Sanusi, dan juga sudah jenuh dengan muka Fadli Zon dan Habiburrokhman yang menyebalkan itu. Upaya menghentikan Ahok melalui jerat hukum, juga sirna sudah. Sementara, petahana dan Ahokers semakin gencar memperlihatkan berbagai keberhasilan dalam memimpin Ibukota. Sungai atau kali yang semakin jernih, jalanan yang semakin bersih dan rapi , taman kota yang hijau dan asri, dan juga kinerja dan layanan birokrat dan pegawai pemprov yang semakin cepat, ramah dan sigap, membuat pesaing begitu kesulitan untuk bermanuver. Fakta berbicara, dan bukti ada di depan mata, tidak terbantahkan. Apapun caranya, prestasi petahana harus  "ditutupi". Jika tidak, elektabilitas mereka akan jauh  melesat di depan, sendirian tanpa lawan.   


Dan seiring dengan berjalannya waktu, dengan semakin banyak fasilitas yang dibangun; banyaknya kemudahan dan bantuan yang diberikan kepada warga; hibah yang diberikan ke daerah tetangga; perbaikan dan pengadaan  berbagai sarana dan prasarana; dan juga kesejahteraan pegawai yang semakin baik, di atas kertas merupakan modal petahana yang sangat  sulit untuk bisa ditandingi. Dan herannya, anggaran yang digunakan atau serapan APBD tidaklah seboros zamannya gubernur yang lalu-lalu, yang selalu nyaris habis tanpa sisa, namun hasilnya tidak terlalu membekas, menguap entah kemana. 

Adalah Anies Baswedan, yang entah masukan dari siapa baru-baru ini membuat pernyataan bahwa sungai-sungai di Jakarta semakin bersih dan airnya mulai jernih karena Fauzi Bowo. Ia secara sengaja hendak menafikan prestasi petahana dan memberi kredit kepada Fauzi Bowo. Entahlah, harus bagaimana mengungkapkan ketidakpercayaan ini atas perubahan mendadak yang terjadi pada Anies. Padahal, baru seminggu ia ada di kubu pengusungnya. Bagaimana pula setelah lima tahun, apa yang akan terjadi pada Mas Anies? Meskipun fakta sudah berbicara, dan sebelumnya juga, Mas Anies tidak pernah usil, ketika masih ada di kabinet Jokowi. 

Tiba-tiba Mas Anies berubah. Ia sepertinya mulai terjangkit dengan typikal orang orang di kubu pengusungnya, yang  selama ini terus berupaya mendiskreditkan dan menafikan prestasi Ahok selama memimpin ibukota. Namun, pernyataan  Mas Anies kali ini terlalu sulit untuk bisa  dipercaya berasal dari Mas Anies. Harus dengan cara seperti itukah? Mas Anies tiba-tiba mengadopsi cara haters Ahok, yang selama ini berkeras bahwa Ahok adalah dusta yang disamarkan dan selalu dibenarkan. Namun sulit dibantah, ucapan Mas Anies ini adalah fakta yang hendak didustakan. Fakta yang terlalu nyata untuk bisa didustakan, apalagi dengan mengkreditkannya kepada Fauzi Bowo. Harus sebegitunyakah Mas Anies? Secepat itukah Mas Anies berubah? Padahal, Mas Anies sangat tahu, betapa  besarnya selama ini kebencian, yang menjadi energi bagi haters Ahok untuk terus meyakinkan siapapun agar yang namanya Ahok  jangan sampai ikutan di Pilgub 2017. 

Mereka yang hatinya telah dicengkeram oleh kebencian, dusta pun akan dipaksakan menjadi kebenaran, dan kebenaran pun akan didustakan.  Bukankah itu sangat cukup untuk menyimpulkan bahwa ketakutan dan kebencian telah memaksa haters untuk berdusta? Dan, bisa-bisanya Mas Anies mengadopsi cara-cara mereka, yang sudah pasti didorong oleh ketakutan bahwa Ahok pasti akan terpilih kembali. Itu juga lah yang memaksa mereka untuk terus mengagalkannya supaya jangan sampai terjadi. Bahkan,  Mas Anies dengan santunnya berusaha meyakinkan orang bahwa Ahok tidak melakukan apa-apa selama menjabat Gubernur DKI,  yang bekerja adalah Fauzi Bowo, bagaimana bisa? 

Begitulah, jika kebencian yang berbicara, yang benar pun akan dibilang salah. Dan segala hal akan selalu salah. Jika misalnya, ada pejabat DKI yang bobrok, mereka akan segera mengatakan: “ Habis, gubernurnya si Ahok.” Padahal, sangat mungkin apa yang dilakukan oleh pejabat tersebut tidak ada urusannya dengan Pak Ahok, namun akan dipaksakan bahwa itu terjadi karena kesalahan Pak Ahok.  

Demikian pula  ketika sungai- sungai di Jakarta sekarang makin bersih, tidak lagi dipenuhi sampah dan bebas bau. Jika haters masih bisa mengakui  bahwa itu karena pasukan oranye atau pasukan biru yang bekerja, dan tidak ada peran Ahok sama sekali di sana. 

Kenapa justru Mas Anis bisa lebih parah dari haters? Mas Anies pasti tahu, betapa lihainya kebencian mendustakan kebenaran. Dan itulah yang sedang terjadi di setiap huru- hara dan aksi para haters menolak Ahok. Dan Mas Anies sekarang sudah menjadi salah satu dari mereka meskipun dengan cara Mas Anis yang santun. Apakah Mas Anies sudah lupa seperti apa rasanya dizholimi saat Mas Anies  mendukung Pak Jokowi? Namanya orang dizholimi, pastilah orang yang memilki nurani akan bersimpati. 

Bahkan, sekalipun yang dizholimi itu layak dan pantas dizholimi,  nurani  tidak akan pernah membenarkannya. Ini soal rasa Mas Anies,  dan jika itu terus dipelihara, perlahan dan pasti , ia akan membunuh nurani. Itulah kebencian, jika ia tidak segera dibinasakan, maka ia akan minta dipuaskan dan dibalaskan. Dan kebencian yang dibalaskan akan melahirkan dan melipatgandakan kebencian.  

Mas Anies tidak mungkin tidak tahu, bahwa Kebencian tidak akan pernah selesai dengan kebencian, lalu kenapa Mas Anies  menyalakan kembali kebencian yang hampir redup?  Mungkin saja Mas Anies menganggapnya hanya sekedar menumpang lewat, namun pernyataan Mas Anies ini justru memberi jalan dan tempat untuk kebencian, dan membiarkannya menginap dan menetap di hati Mas Anies, pecayalah! 


Benar Mas, jangan  mengotorinya dengan kebencian. Kami tidak pernah menyangka akan seperti ini loh Mas! Mas Anies kan pencetus Indonesia Mengajar? Masakan yang diajarkan yang beginian Mas?  Sesungguhnya, kita adalah apa yang kita isi didalamnya. 

Oleh karena itu pikirkan dan  pilihah yang baik, yang benar, sedap didengar, yang disebut kebajikan, apa yang patut dipuji. Terlalu, jika Mas Anies berubah setelah seminggu dikelilingi para hater itu. Mas Anieslah yang seharusnya mengubah mereka, bukan Mas Anies yang berubah dan menjadi serupa dengan mereka.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/omrisiho/dalam-tempo-seminggu-anies-baswedan-berubah_57efe238789773b632fbff5f


http://www.kompasiana.com/omrisiho/dalam-tempo-seminggu-anies-baswedan-berubah_57efe238789773b632fbff5f

Saturday, October 1, 2016

Teman Ahok Ubah Konsep Dukungan, Ini Tanggapan Ahok

Teman Ahok Ubah Konsep Dukungan, Ini Tanggapan Ahok

Teman Ahok Ubah Konsep Dukungan, Ini Tanggapan Ahok


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan apresiasi kepada Teman Ahok, sebutan untuk kelompok relawan pendukung Ahok. Hadir di acara peluncuran #TetapAhok di Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta, hari ini, Sabtu, 1 Oktober 2016, Ahok menyampaikan apresiasinya itu. 

"Ini perhelatan politik yang baik. Bagaimana kita mengumpulkan uang, dengan jalan yang sesuai dengan aturan Komisi Pemilihan Umum," ujar Ahok.

Dia diundang untuk meresmikan versi baru website temanahok.com itu, memuji sistem yang dipakai Teman Ahok untuk menggalang dana dukungan. Selain memunculkan versi baru website untuk mencari informasi digital soal Temen Ahok, ada pula peresmian toko online danoffline yang menjual berbagai merchandise. Sebelumnya, Teman Ahok bergerak mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk untuk mendukung Ahok maju melalui jalur independen.  

"Saya sampaikan ke Teman Ahok, yang paling penting kepercayaan. Mereka bilang mau sumbang (kampanye), saya bilang 'atur saja, jual tiket-tiket pertemuan'," tuturnya.

Baca: Seusai Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Ahok Jadi Rebutan

Pria yang sudah terdaftar sebagai calon petahana gubernur DKI 2017 berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, mengaku tak ingin mempersoalkan dana yang terkumpul untuk masa kampanyenya. "Saya ingin orang yang tak punya uang pun bisa mendukung," ucap Ahok.

Salah satu cara mendukung, adalah dengan membeli berbagai barang yang dijual di Toko Teman Ahok di Graha Pejaten, yang baru resmi dibuka. Pada saat peresmpian, Ahok membeli lima baju, terdiri dari sebuah kemeja jeans dengan sempilan motif kotak-kotak di bagian bahu dan empat buah kaus. Kemeja itu yang kemudian langsung dia pakai.

Baca: Masinton: Percuma Kalau Komunikasi Politik Ahok-Djarot Buruk

Dukungan terhadap Ahok bisa juga dengan cara membeli tiket-tiket acara yang digelar Teman Ahok, maupun relawan dari partai pengusungnya. "Soal harga tiketnya, mau Rp 10 ribu sampai Rp 10 juta, urusan belakangan," ujar Ahok.

Dia pun mendorong Teman Ahok menjadi pelopor kampanye yang tertib, "Teman Ahok tetap menjadi contoh, pelopor 'Lima Tertib' di Jakarta, yaitu tertib buang sampah, tertib berlalu lintas, tertib berbelanja, tertib hunian, dan tertib berdemo."

Baca: Nusron Wahid Sebut Ahok Gendeng, Ini Alasannya

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia 1 Partai Golkar, Nusron Wahid, sempat hadir sebagai pembicara dalam diskusi yang digelar Teman Ahok di lokasi yang sama. Dia menyatakan bahwa tim pemenangan Ahok-Djarot tak akan mengambil langkah konvensional, dalam masa kampanye nanti. 

"Kami tak akan kampanye seperti kandidat lain, tak akan yang sifatnya memobilisasi. Kami andalkan partisipasi," ujar Nusron.

YOHANES PASKALIS
TEMPO.COJakarta


Recent Post