Latest News

Sunday, May 20, 2018

Deklarasi Dukung Ahok, "Relawan Cinta Ahok" Lawan Kampanye SARA


Deklarasi Dukung Ahok, "Relawan Cinta Ahok" Lawan Kampanye SARA



Ratusan massa pendukung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sejak pagi memenuhi pelataran Taman Pandang Istana jl. Medan Merdeka Jakarta Pusat. Mereka terdiri dari berbagai elemen yang tergabung dalam organisasi "Relawan Cinta Ahok" mendeklarasikan diri untuk mendukung kembali Ahok maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017.

Ketua Umum Relawan Cinta Ahok, Todora Radisic, ketika diwawancara wartawan The Indonesian Post mengatakan deklarasi tersebut semata-mata bertujuan menyatukan tekad untuk memilih pemimpin yang bersih, transparan, profesional, dan berdedikasi untuk kemaslahatan masyarakat DKI Jakarta.

"Kami ingin mewadahi masyarakat yang mendukung Ahok untuk kembali terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta," ujar Todora Radisic di Taman Pandang, Jakarta Pusat, Sabtu, (17/09/2016)

Lebih lanjut Todora menuturkan, Relawan Cinta Ahok secara tegas sangat menolak segala bentuk kampanye yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Menurut dia, hal itu hanya akan memecah belah persatuan warga Jakarta. "Kami relawan anti-SARA, kami akan lawan yang SARA dengan kerja," paparnya.

Bukan itu saja, Todora mengungkapkan, melalui deklarasi tersebut, Relawan Cinta Ahok juga berkomitmen turut serta membangun dan menyukseskan program pemerintah DKI Jakarta demi kemaslahatan warga DKI Jakarta.

"Kami melihat kebijakan yang dibangun Ahok sudah terbukti dan bisa dirasakan kita bersama, kami ingin ikut melanjutkannya," tegasnyanya. Karena itu Todora berharap pilkada DKI 2017 bukan hanya sebagai ajang berebut jabatan, tapi juga melahirkan pemimpin terbaik yang menjadikan Jakarta lebih maju.

Dalam deklarasi tersebut Ada 16 kelompok yang tergabung dalam Relawan Cinta Ahok, yakni Barisan Independen Ahok, Forum Rakyat Jakarta Bersatu, Ikatan Pemuda Kapuk, Ikatan Pers Anti Rasuah, Indo Amerika for Ahok, Korsa Jakarta, dan Diaspora Flobamora.

Selain itu ada pula elemen lain seperti Forum Kawanua Jakarta for Ahok, Soksi Jakarta, Rumah Ahok Kepulauan Seribu, A Team fot Ahok, Ahokers, IKA NTT, Relawan Koboi, Forum Peduli Kebersihan Dukung Ahok, serta Ikatan RT RW Jakarta Baru. Semuanya membulatkan tekad untuk memenangkan Ahok di pilgub DKI Februari 2017 mendatang.


(mb/indo)

Budiman Sudjatmiko: Bukan Soeharto, Tapi Presiden Paling Berhasil adalah Jokowi. ini Datanya...


Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan, survei Indobarometer secara tidak langsung menunjukkan bahwa Joko Widodo adalah presiden yang paling berhasil memimpin Indonesia.

Diketahui, survei Indo Barometer yang dirilis Minggu (20/5/2018) menyebutkan, 32,9 persen responden memilih Soeharto sebagai presiden yang paling berhasil. Urutan kedua dan ketiga diikuti Soekarno yang dipilih 21,3 persen responden dan Joko Widodo dipilih 17,8 responden.

Adapun, posisi keempat dan kelima ditempati oleh Susilo Bambang Yudhoyono (dipilih 11,6 persen responden) dan BJ Habibie (dipilih 3,5 persen responden). Pencapaian keberhasilan Soeharto, Soekarno dengan Jokowi, lanjut Budiman, tidak bisa dibandingkan. Sebab, periode kepemimpinan ketiga presiden itu berbeda jauh. Soeharto berkuasa selama 32 tahun dan Ir Soekarno menjadi presiden selama 22 tahun.


Sementara Jokowi yang kini belum menyelesaikan satu masa periode kepemimpinannya (sekitar 4 tahun) saja sudah berada pada posisi ketiga. Dengan demikian, menurut Budiman, boleh dibilang bahwa mayoritas responden memilih Jokowi sebagai presiden yang paling berhasil. "Artinya di sini, Pak Jokowi mendapatkan posisi bagus, Jokowi lebih tinggi (dibandingkan dengan presiden pasca-reformasi)," ujar Budiman kepada wartawan ketika dijumpai di bilangan Senayan, Jakarta, Minggu (20/5/2018).

Budiman menambahkan, hal itu disebabkan oleh Jokowi yang berhasil memecahkan opini publik mengenai pembangunan yang masif. "Dulu ada anggapan, pembangunan bisa berhasil kalau pemerintahannya sentralistik atau otoriter, semua bisa jalan. Nah, Pak Jokowi bisa membuktikan bahwa pembangunan bisa berjalan, bahkan merata di era pemerintahan yang demokratis," ujar Budiman. Menurut Budiman, memang sulit melaksanakan pembangunan yang masif apabila kekuasaan tidak sentralistik. Ini berkaitan dengan banyak hal, salah satu yang paling menentukan adalah politik anggaran.

Apalagi, di era sekarang, situasi otonomi daerah sudah berkembang pesat di mana wewenang pemerintah pusat tidak lagi semutlak era Orde Baru. Namun nyatanya Jokowi mampu menembus batas-batas itu dan melaksanakan pembangunan secara merata. "Jauh lebih susah loh membangun di pemerintahan demokratis ketimbang membangun di era sentralistis. Karena dulu ada faktor stabilitas yang lebih terjamin.

Nah, sekarang kan dinamis. Gubernur, bupati, wali kota saja bisa berbeda partai politik dengan presiden," ujar Budiman. "Di sinilah mungkin Pak Jokowi mendapat posisi yang bagus, karena dia bisa memadukan dua hal yang dikira banyak orang mustahil digabungkan, yaitu kebebasan dan pembangunan infrastruktur," lanjut dia.


https://nasional.kompas.com/read/2018/05/20/17050481/budiman-sudjatmiko-presiden-paling-berhasil-adalah-jokowi-bukan-soeharto.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Farid Assifa

Recent Post